Ziarah 3 – Ke Makam Sang Penggubah Shalawat Burdah

Dari Kairo (Qahira) kita menuju kota Alexandria (Iskandariyah). Kita tahu nama kota ini diambil dari nama raja kerajaan Makedonia dari masa Yunani Kuno, Alexander, yang menguasai kota ini di zaman kuno. Memasuki kota ini kau masih temui karakteristik kota Mesir yang sama, perempatan-perempatan tanpa lampu lalu lintas. Jalan lurus, kau akan sampai di pantai yang... Continue Reading →

Ziarah 2 – Makam sang Bintang Zaman, Imam Syafi’i

Sugeng Hariyanto Angin yang semilir sejuk mengantar kami ke tempat ini. Sekira jam 10.30 pagi. 28 Februari 2024. Bus berhenti di tempat parkir yang tidak luas itu. Setelah melewati gang pendek, kami sampai di pintu gerbang itu. Tembok, seperti bangunan umumnya di Mesir, didominasi warna cokelat dengan beberapa nuansa warna. Tertulis di pilar pintu gerbang... Continue Reading →

Ibu

Engkau mewartakan dunia tanpa kataengkau memberi nasihat tanpa terasaketika kakiku terantuk batuengkau rasakan perihnya lukaketika senyum kembang di bibirkuengkau rasakan bahagiaTanganmu cepat merengkuh saat kujatuhhingga kini tangan itu senantasa terulurmemanjang dalam doa malam-malammuEngkau rumah tempatku pulangpelindungku dari panas dan hujanTetaplah senyummu mengembanghangatnya yang sementari pagimemekarkan bunga dalam hatitak kan pernah aku mampumembalas tenteram dekapmudari dulu... Continue Reading →

Masih Ada Satu Kaplet untukmu Besok pagi

Sugeng Hariyanto petang ini kita berdua demamtak bisa saling merawattapi hanya bisa saling melihataku telepon kantor depanmereka kira kita minta ganti kamartinggal dua kaplet panadol tersisaaku berikan satu kaplet untukmudan aku simpan sisanya untuk esok pagiaku bisa mengatasi demam ini,aku betulkan selimutmu merangkum kakitapi, gemetar, aku rebahkan diritubuhku seperti terangkatbayang-bayang hitam berdatangan mengejarkuengkau kudorong menyelinap... Continue Reading →

30 tahun

Tiga puluh tahun Kita jahit kain kehidupan Dari perca kesetiaan Kusulam bunga hiasan Senyummu mengembang Dalam tidurku yang tentram

Perempuan-perempuan dalam lukisan Affandi

Memasuki galeri 1 Museum Affandi, kita akan memasuki ruang kehidupan Affandi, mulai awal berkarya hingga tak mampu lagi berkarya. Pak Hudan sang pemandu di museum itu mengatakan bahwa semua lukisan yang ada di situ adalah lukisan yang sengaja disimpan tidak untuk dijual karena lukisan-lukisan itu memiliki kaitan emosiaonal khusus dengan Affandi. Dengan demikian, di dalam... Continue Reading →

Antara Vincent Van Gogh dan Affandi

Aku tak paham lukisan. Tapi karena akhir-akhir ini sering lewat jalan ini, aku tergoda untuk mengunjungi museum ini, Museum Affandi. Masak tokoh-tokoh besar sudah ke sini, aku yang bukan tokoh kok belum. Hehehehe. Gaya luksian Affandi sering disamakan dengan gaya lukisan Vincent van Gogh. Hehehe aku tidak tahu blas. Tapi melihat-lihat hasil lukisannya yang dengan... Continue Reading →

Pak Zuchridin, ortu keilmuan terjemahan saya

Oleh Sugeng Hariyanto Sahabat, apakah Anda mengenal sosok di foto berikut ini? Ya, yang paling kiri dari pandangan Anda itu patung. Yang tengah itu saya dan yang paling kanan itu adalah? Beliau yang lahir tahun 1931 itu adalah orang tua keilmuan saya di bidang sastra dan terjemahan. Saya mengikuti dengan antusias pembacaan cerpen beliau saat... Continue Reading →

Pak Sadtono yang Luar Biasa

“Love your parents and treat them with loving care. For you will only know their value when you see their empty chair.” Begitu tulis Mas Sigit Selandono berpesan di FB-nya. Saya yakin itu terkait berpulangnya ayahanda beliau Prof. E. Sadtono. Aku pun mengirimkan pesan ikut berbela sungkawa. Prof E. Sadtono meninggalkan banyak hal manis di... Continue Reading →

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑