Ibu

Engkau mewartakan dunia tanpa kata
engkau memberi nasihat tanpa terasa
ketika kakiku terantuk batu
engkau rasakan perihnya luka
ketika senyum kembang di bibirku
engkau rasakan bahagia
Tanganmu cepat merengkuh saat kujatuh
hingga kini tangan itu senantasa terulur
memanjang dalam doa malam-malammu
Engkau rumah tempatku pulang
pelindungku dari panas dan hujan
Tetaplah senyummu mengembang
hangatnya yang sementari pagi
memekarkan bunga dalam hati
tak kan pernah aku mampu
membalas tenteram dekapmu
dari dulu hingga kini
mentari beranjak pergi

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑